MAKALAH
DASAR-DASAR INSTALASI LISTRIK dan MACAM-MACAM KOMPONEN
INSTALASI
DISUSUN SEBAGAI TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH BENGKEL LISTRIK
DOSEN PENGAMPUH :
KHAIRUDIN, S.T
DISUSUN OLEH
|
:
|
NAMA : DANDI LASMULA
NIM
: 1321120016
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI SUMBAWA
BARAT (AKN-SB)
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
dengan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar-Dasar
Instalasi Listrik dan Material Instalasi Listrik”.Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang membawa
umatnya dari zaman gelap gulita nenuju alam yang sangat terang benderang, juga
kepada keluarga, sahabat, serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun merasa
sangat bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang telah diberikan-Nya,
sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Walaupun
banyak sekali kekurangan yang berada dalam makalah ini namun penulis berusaha
dengan segenap kemampuan untuk memberikan kesan yang sangat berguna sehingga
makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
banyak sekali kekurangan sehingga perlu adanya penjelasan lebih lanjut guna
memberikan penjelasan yang lebih kompleks dengan apa yang memang perlu
dijelaskan. Hal ini memang perlu dilakukan demi memberikan pemahaman yang lebih
komfrehensif. Penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini banyak
sekali kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna
perbaikan pembuatan makalah dimasa yang akan datang.
Wassalam,
Desaberu, 14
November 2013
Penyusun
Daftar Isi
Judul ………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar
…………………………………………………………… … 2
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………….......…. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………........…. 4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………........…… 4
A. Latar Belakang …………………………………………………………….......…. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………........…. 4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………........…… 4
Bab II Pembahasan
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) …………………………....….….. 5
2. Tujuan dari PUIL
…………………………………………………….…... 5
3. Keselamatan Kerja
……………………………………………...……….. 6
Bab III
1.
Dasar - Dasar
Instalasi Listrik……………………………………………... 6
2. Instalasi Rumah Tinggal ………………………………………………….. 7
a.
Gambar Instalasinya meliputi ……………………………………….. 7
b.
Diagram
instalasi garis tunggal meliputi
……………………………... 8
c.
Gambar
perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya ……….. 9
3. Pengawasan dan tanggung jawab
………………………………………... 9
4.
Alat-alat
dan bahan dalam pembuatan instalasi
listrik ………………. …. 10
Bab IV
A. Komponen Instalasi Listri ………………………………………………. 13
1. Bargainser …………………………………………………………… 13
2. Pengaman Listrik ……………………………………………………. 14
3. Sakelar ………………………………………………………………. 15
4. Stop Kontak …………………………………………………………. 16
5. Steker ………………………………………………………………... 17
6. Kabel ………………………………………………………………… 18
Bab V Penutup
Kesimpulan ……………………………………………………………………….… 19
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….… 19
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi
Instalasi Listrik
yaitu untuk mempermudah pemasangan pada insalasi listrik .komponennya seperti :
Sakelar listrik, stop kontak, tusuk kontak, Lampu pijar, Lampu tabung fluoresen
atau TL, Fuse/sekering, Fitting atau dudukan lampu serta Pipa listrik.
Peralatan
instalasi listrik adalah alat-alat yang dipergunakan dalam pemasangan instalasi
listrik oleh para instalator agar pemasangan menjadi baik, rapih dan menjamin
keselamatan baik pada pekerja maupun pada pemakai listriknya.
A.Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang kebanyakan orang hanya bisa
mengerti dengan apa itu instalasi,sedangkan mereka tidak tau bagaimana
cara aturan dan pemakaian yang benar.Sehingga
hal itu menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap cara dan penggunaan
instalasi listrik.Mereka tidak tau bagaimana bahaya dari itu semua,dan
bagaimana seharusnya sikap dalam menghadapi instalasi listrik tersebut.Oleh
sebeb itu dalam makalah ini,saya mencoba untuk menjelaskan bagaimana instalasi listrik
itu seharusnya,dan cara penggunaannya serta bagaimana pengaruhnya terhadap diri
dan kesehatan tubuh si pengguna.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam
penulisan makalah ini adalah :
1.Bagaimanakah seharusnya pemasangan
instalasi itu dilakukan
2.Bagaimana
pengaruh dan dampak nya terhadap manusia
C. Tujuan Penulisan
1. Mengerti dan memahami Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL)
2. Mengerti dan memahami Tujuan dari PUIL
3. Mengerti dan memahami Dasar -
Dasar Instalasi Listrik
4. Mengerti dan memahami Proses Instalasi
Rumah Tinggal
5. Memahami dan menjelaskan Isi Pengawasan
dan tanggung jawab
6. Memahami dan menjelaskan Alat-alat
dan bahan dalam pembuatan instalasi listrik
7. Memahami dan menjelaskan Komponen
Instalasi Listrik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
·
Sistem penyaluran dan cara
pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan yang
ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun
1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.
·
Sisteminstalasi listrik yang
dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara
pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.
2.Tujuan dari PUIL
·
Melindungi manusia terhadap bahaya
sentuhan dan kejutan arus listrik.
·
Keamanan instalasi dan peralatan
listrik.
·
Menjaga gedung serta isinya dari
bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
·
Menjaga ketenagaan listrik yang
aman dan efisien
·
Jadi setiap perencana instalasi
listrik, instalatir (pelaksana), operator, pemeriksa dan pemakai jasa listrik wajib
mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).
PUIL tidak berlaku untuk :
·
Instalasi listrik tegangan rendah
yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita & isyarat
·
Instalasi listrik untuk keperluan
telekomunikasi & pelayanan kereta rel listrik
·
Instalasi listrik dalam kapal
laut, kapal terbang & kendaraan lain yang di gerakan secara mekanis
·
Instalasi listrik dibawah tanah
dalam tambang
·
Instalasi listrik tegangan rendah
yang tidak melebihi 25 kV dan daya tidak lebih dari 100 W
3.Keselamatan Kerja
·
Dalam pemasangan instalasi listrik,
biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
·
Kecelakaan biasanya timbul akibat
adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur
pemasangan instalasi.
·
Oleh karena itu perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja.
BAB III
1.
Dasar - Dasar
Instalasi Listrik
Standarisasi
dan Persyaratan
Tujuan
standarisasi ialah mencapai keseragaman antara lain mengenai
1. Ukuran
, bentuk dan mutu barang.
2. Cara menggambar dan cara kerja
2. Cara menggambar dan cara kerja
Dengan
makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang
dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
·
Standarisasi
juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya
standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik
dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
·
Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan
barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.
Peraturan umum untuk instalasi cahaya dan tenaga.
1. Semua
alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran
dari alat-alat harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut tidak lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru tidak lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk penerangan reklame, pesta dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut tidak lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru tidak lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk penerangan reklame, pesta dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.
2. Instalasi
Rumah Tinggal
Untuk
pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar
rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika
spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan /
pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini menguraikan
syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya
material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.
Gambar-gambarnya
harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya
disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis,
saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal.
Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal garis yang tepat.
Menurut
ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :
Gambar
situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang,
serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.
A) Gambar Instalasinya meliputi :
·
Rencana
penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana peralatan,
misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi.
·
Rencana
penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu
dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.
·
Hubungan
antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung
bagi yang bersangkutan.
·
Data teknis penting dari setiap peralatan
listrik yang akan dipasang
perencanaan
letak saklar,lampu dan stop kontak
B) Diagram instalasi garis tunggal meliputi :
·
Diagram
perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya nominal setiap
komponen.
·
Keterangan
mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.
·
Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.
·
System pentanahannya.
diagram
garis tunggal
C) Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya
:
·
Perkiraan
ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.
·
Cara
pemasangan alat-alat listriknya
·
Cara
pemasangan kabelnya.
·
Cara
kerja instalasi kontrolnya kalau ada.
3.
Pengawasan dan tanggung jawab.
Pengawasan
pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan pelaksanaan pekerjaan
diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai berikut.
1. Setiap
pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang, umumnya
dari cabang PLN setempat.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam pekerjaan instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam pekerjaan instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
Pemeriksaan
dan pengujian instalasi listrik meliputi :
1.
Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.
-
Penghantar / kabel.
- Pipa PVC untuk pengkabelan yang di
tanam
di dalam tembok dengan ukuran standart.
- Kotak
cabang (T-Dos / Cross-Dos).
- L-bo
untuk tikungan pada pipa.
- Klem
pipa.
- Sekrup
ukuran yang sama dengan klem pipa.
- Saklar (sakelar tunggal, sakelar ganda, sakelar seri,
sakelar tukar/sakelar hotel dsb) apa yang diperlukan.
- Stop
kontak.
- Sekring
/ MCB.
- Obeng + dan obeng -.
- Tang
kombinasi, tang potong, tang cucut dsb.
- Palu.
BAB IV
A.
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Komponen
Instalasi Listrik Rumah Tinggal
Komponen instalasi listrik adalah
komponen atau bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi listrik.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi listrik diantaranya:
1. BARGAINSER
Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.
Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.
Pada
bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:
MCB
atau Miniature Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik
secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini
bersifat on/off dan dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah.
Jika MCB bargainser ini dalam kondisi off, maka seluruh aliran listrik dalam
rumah pun terhenti. Sakelar ini biasanya dimatikan pada saat akan dilakukan
perbaikan instalasi listrik dirumah.
Meter
listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang
digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada
bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital
yang akan berubah sesuai penggunaan daya listrik.
Spin
Control, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan
selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control
ini akan semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan
akan melambat jika daya listrik yang digunakan berkurang/sedikit.
Pada
kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel
netral dan kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus
dihubungkan dengan bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi
listrik rumah tinggal.
2. PENGAMAN LISTRIK
Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal tersebut, seperti gangguan hubung singkat atau short circuit atau korsleting.
Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal tersebut, seperti gangguan hubung singkat atau short circuit atau korsleting.
Terdapat
dua jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal, yaitu:
·
Pengaman lebur biasa atau biasa disebut sekering,
alat pengaman ini bekerja memutuskan rangkaian listrik dengan cara meleburkan
kawat yang ditempatkan pada suatu tabung apabila kawat tersebut dialairi arus
listrik dengan ukuran tertentu.
·
Pengaman listrik thermis, biasa disebut MCB dan merupakan
alat pengaman yang akan memutuskan rangkaian listrik berdasarkan panas .
3. SAKELAR
Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar.
Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar.
Berdasarkan
besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi:
ü Sakelar bertegangan rendah.
ü Sakelar tegangan menengah.
ü Sakelar tegangan tinggi serta sangat
tinggi.
Sedangkan
berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan menjadi :
ü Sakelar in-bow, sakelar yang ditanam
didalam tembok.
ü Sakelar out-bow, sakelar yang
dipasang pada permukaan tembok.
Jenis
sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:
§ Sakelar on-off, merupakan sakelar
yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on.
Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol sakelar harus ditekan pada
posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.
§ Sakelar push-on, merupakan sakelar
yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on dan akan
secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya dilepas dan kembali ke
posisi off dengan sendirinya. Biasanya sakelar jenis ini digunakan untuk
sakelar bel rumah.
Berdasarkan
jenis per-unitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
·
Sakelar
tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang
terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban
listrik/alat listrik yang digunakan.
·
Sakelar
majemuk, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung
dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan
beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari
jumlah tombol pada sakelar tersebut.
4. STOP KONTAK
Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.
Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.
Berdasarkan
bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
v Stop kontak kecil, merupakan stop
kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada
daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.
v Stop kontak besar, juga nerupakan
stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi
atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground.sakelar jenis ini biasanya
digunakan untuk daya yang lebih besar.
Sedangkan
berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:
ü Stop kontak in bow, merupakan stop
kontak yang dipasang didalam tembok.
ü Stop kontak out bow, yang dipasang
diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok pada saat berfungsi
sebagai stop kontak portable.
5. STEKER
Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak
Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak
sehingga
alat listrik tersebut dapat digunakan.
Berdasarkan
fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
- Steker kecil, merupakan steker yang digunakan
untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio
kecil, dengan sumber listrik atau stop kontak.
- Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.
- Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.
6. KABEL
Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.
Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.
Untuk
instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis sebagai
berikut:
1. NYA, kabel jenis ini merupakan kabel
listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi satu kawat. Jenisnya adalah
kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya berwarna
merah, hitam, kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis,
sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang
seperti tikus. Karena kelemahan pada isolasinya tersebut maka dalam
pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC
atau besi.
2. NYM, merupakan kabel listrik yang
berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu, ada yang 2, 3 atau 4.
Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi
bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM
ini relative lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.
3. NYY, kabel listrik jenis ini
merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan warna isolasi
luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau
tekanan.
4. NYMHYO, kabel jenis ini merupakan
kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua warna. Kabel jenis ini
biasa digunakan pada loudspeaker, sound sistem, lampu-lampu berdaya kecil
sampai sedang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Listrik adalah sumber energi
yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik adalah elektron-elektron yang
berpindah dari satu atom ke atom yang lainnya bergerak beraturan dalam sebuah
konduktor. listrik terjadi karena adanya gerakan elektron. Sedangkan arus
listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran
negatif. Dengan makin rumitnya konstruksi
dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan. Standarisasi bertujuan membatasi jumlah
jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan
dan mencapai keseragaman.
Daftar Pustaka
http://rohmatyusufmuliyana.wordpress.com/elektro/dasar-dasar-instalasi-listrik/
http://ariflistrik.wordpress.com/2012/12/02/komponen-instalasi-listrik/
http://imronboyelectric.blogspot.com/